Pemerataan Pendidikan Menggunakan Media PJJ

A. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh dan Pemerataan Pendidikan

Menurut wikipedia Pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah pembelajaran dengan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajar. Dalam PJJ, pembelajar dan pengajar tidak bertatap muka secara langsung, dengan kata lain melalui PJJ dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat bahkan dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh, jadi sangat memudahkan proses pembelajaran. Sedangkan pemerataan pendidikan artinya adalah pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan. Dalam pemerataan pendidikan ada dua aspek yang penting yaitu Equality dan Equity. Equality atau persamaan adalah persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan sedangkan Equity adalah keadilan dalam memperoleh kesempatan yang sama dalam pendidikan diantara berbagai kelompok masyarakat. Pemerataan menurut Ace suryadi terbagi menjadi 2, yaitu pemerataan pasif dan pemerataan aktif. Pemerataan pasif adalah pemerataan yang lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah, sedangkan pemerataan aktif adalah kesamaan dalam memberi kesempatan kepada murid – murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi – tingginya. Pemerataan aktif inilah yang dikembangkan sebagai sistem PJJ. Adapun fungsi dari PJJ adalah memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler (UU SISDIKNAS Pasal 31 ayat (2)). Mencakup hal tersebut maka pemerintah mengembangkan sebuah sistem pembelajaran bagi daerah yang tidak mungkin dicakup pendidikannya secara reguler atau konvensional maka PJJ inilah yang dibentuk sebagai solusi yang diberikan oleh pemerintah. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Secara langsung, akan membatalkan Kepmendiknas no. 107/U/2001, implikasi dari hal ini adalah dibukanya kesempatan bagi Perguruan Tinggi, untuk melaksanakan PJJ. Penyelanggaraan pendidikan jarak jauh berbeda artinya dengan kelas jarak jauh. Penyelenggaraan pendidikan jarak jauh harus seijin Dikti setelah memenuhi persyaratan Permendiknas No. 20 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Prodi di Luar Domisili Perguruan Tinggi.

B. Kendala – Kendala pada PJJ sebagai Media Pemerataan Pendidikan

Media PJJ pada kenyataannya masih banyak terdapat kendala – kendala dari media PJJ untuk diterapkan sebagai sarana pemerataan pendidikan antara lain :
1. Perguruan tinggi yang ditunjuk tidak memiliki sistem pengelolaan dan sistem pembelajaran berbasis TIK
2. Tidak punya sumber daya / akses untuk menyelenggarakan interaksi pendidikan yang intensif antara tenaga pengajar dan peserta didik.
3. Tidak adanya sarana prasarana untuk melakukan kegiatan praktikum.

Selain itu kendala yang dihadapi dalam PJJ tidak hanya itu saja ada kendala – kedala lain terutama kendala perkembangan PJJ yang terjadi di Indonesia, yaitu :
1. Daya saing bangsa yang belum terlalu tinggi. Hal ini perlu dibenahi karena dalam sistem PJJ daya saing sangat diperlukan untuk memacu kreatifitas dan kemandirian peserta didik. Jika tidak ada daya saing maka PJJ tidak akan berjalan secara semestinya, karena peserta didik nantinya akan kurang tanggap dengan pemberian tugas – tugas mandiri yang diberikan oleh pengajar.
2. Globalisasi dan knowledge-based economy yang menantang manusia Indonesia untuk berkemampuan menciptakan dan memanfaatkan pengetahuan; memiliki profesionalisme tinggi; sertifikasi profesi; memiliki entrepreneurial spirit, dan menguasai soft skills. Dalam kemampuan ini, Indonesia memang benar – benar tertinggal dari negara – negara sebelahnya seperti singapura, malaysia dan negara yang lain. Maka untuk itu perlunya ditumbuhkan minat baca dari peserta didik dengan seringnya peserta didik membaca materi terutama materi yang disharingkan secara PJJ maka akan menambah pengetahuan dari peserta didik itu sendiri.
3. Civil society: tuntutan akan kualitas dan peran perguruan tinggi dalam membentuk masyarakat yang berkarakter dan masyarakat madani. Ini adalah tuntutan bagi kita semua tidak hanya bagi perguruan tinggi saja, karena kualitas dan peran perguruan tinggi tidak luput juga dari peran dan kwalitas pengajar dan peserta didiknya. Dengan adanya komunikasi yang baik dan berkwalitas antara peserta didik dan pengajar maka perguruan tersebut juga akan terlihat baik. Salah satu media komunikasinya adalah dengan PJJ karena PJJ diharapkan dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik tanpa adanya batasan – batasan antara peserta didik dan pengajar.
Kendala yang terbesar dari PJJ adalah tingkat kemampuan mahasiswa. PJJ digunakan untuk menekan ketidak mampuan mahasiswa dari segi ekonomi. Namun terkadang jika tidak dimengerti dengan baik PJJ justru terlihat membebankan mahasiswa dengan teknologi yang serba cangih seperti saat ini. Padahal PJJ sebenarnya membantu proses pembelajaran agar mahasiswa tidak perlu belajar secara konvensional / tatap muka dan mahasiswa dapat belajar kapan yang dia mau. Namun jika tidak diimbangi oleh kemampuan ekonomi mahasiswa itu pun juga akan percuma, karena ketimpangan ekonomi di Indonesia ini terlalu besar maka haruslah ada penjembatan dalam menjembatani masalah ekonomi ini yang nanti imbasnya kepada PJJ yang diterimakan untuk mahasiswa.

C. Solusi dari Kendala – Kendala Pemerataan Pendidikan dengan PJJ

Kemudian bagaimana solusinya dari kendala – kendala tersebut?
1. Perguruan tinggi yang ditunjuk tidak memiliki sistem pengelolaan dan sistem pembelajaran berbasis TIK solusinya untuk masalah ini adalah dengan melengkapi sarana prasarana dari media pembelajaran tersebut. Sarana prasarana ini dapat diperoleh dari dana hibah yang diberikan oleh pemerintah melalui dikti. Atau dengan usaha lain dari perguruan tinggi tersebut.
2. Tidak punya sumber daya / akses untuk menyelenggarakan interaksi pendidikan yang intensif antara tenaga pengajar dan peserta didik. Solusinya untuk masalah ini adalah dengan terus mengembangkan akses pembelajaran yang dimiliki antara pengajar dengan peserta didik. Mengembangkan akses disini dapat diartikan untuk menggunakan perangkat teknologi sebagai media pembelajarannya. Karena dengan menggunakan perangkat teknologi, pembelajaran akan semakin dimudahkan dalam proses pelaksanaannya. Contoh saja media teknologi mobile ini sudah mencakup media PJJ secara keseluruhan baik audio, visual, dll. Didalam perangkat teknologi mobile juga dibekali untuk dapat melakukan akses ke jejaring social yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran seperti EDMODO, BLOG, SKYPE, GOOGLE HANGOUT, dll.
3. Tidak adanya sarana prasarana untuk praktikum. Kendala ini dapat ditanggulangi seperti kendala yang pertama yaitu perguruan tinggi yang tidak memiliki fasilitas Lab dapat mengajukan dana kepada pemerintah untuk melengkapi fasilitas tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan – permasalahan dalam PJJ tersebut pemerintah memberikan dua solusi

1. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terbuka SMP terbuka adalah sekolah menengah lanjutan tingkat pertama yang dirancang khusus untuk melayani anak – anak yang tidak dapat mengikuti pelajaran seperti biasa pada SMP reguler, karena alasan geografis, ekonomi, transportasi atau kendala waktu untuk membantu orangtua bekerja.

Ciri – ciri dari SMP terbuka menurut Miarso adalah :
a. Siswanya lebih banyak belajar mandiri.
b. Seorang guru berbagi peran dengan narasumber lain, baik yang berada dekat dengan siswa maupun yang jauh dengan siswa.
c. Sumber belajarnya bervariasi.
d. Mempertimbangkan kondisi dan karakteristik siswa dalam pelaksanaan belajar dan pembelajaran.
e. Kegiatan belajar dan pembelajaran tidak terjadwal pada tempat dan waktu yang ketat.
f. Memanfaatkan lingkungan tempat tinggal anak didik sebagai sumber belajar.

Tujuan institional dari SMP Terbuka adalah a. Memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan serta peningkatan pengetahuan ketrampilan yang diperoleh di SD yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupannya secara pribadi, anggota masyarakat. b. Mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat dan atau mengikuti pendidikan menengah (Kepmen Dikbud no. 054/U/1993 tentang SLTP) Manfaat diselenggarakannya SMP Terbuka untuk orang tua dan masyarakat adalah sebagai berikut
a. Kegiatan sosial ekonomi yang tidak terganggu.
b. Biaya dapat ditekan serendah mungkin.
c. Dihargainya anggota masyarakat yang mampu bertindak sebagai narasumber.
d. Meningkatnya taraf pendidikan dasar yang diperlukan dalam menghadapi pembangunan dan perkembangan zaman.
e. Dikembangkannya sumber belajar baru yang berarti membuka kesempatan dimanfaatkannya sarana yang belum terpakai.

Manfaat diselenggarakannya SMP terbuka bagi pemerintah menurut Miarso adalah
a. Dapat dipercepatnya perluasan kesempatan belajar pada jenjang SMP
b. Tidak diperlukannya biaya yang besar untuk pembangunan sekolah dan pengangkatan guru
c. Meningkatnya partisipasi dan kepedulian masyarakat sehingga lebih memperingan tanggung jawab pemerintah.
SMP terbuka memiliki satu atau lebih Tempat Kegiatan Belajar. Bisa berasal dari SMP negeri (TKB Reguler) atau tempat yang dikelola oleh masyarakat (TKB Mandiri). Dengan konsep belajar mandiri maka siswa tidak harus belajar dengan cara bertatap muka secara penuh namu bisa dengan cara 2-3 hari masuk untuk sekolah biasa dan selebihnya dapat disistem PJJ. Sehingga waktu belajar dari siswa akan lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi siswa. Bahan ajarnya pun berasal dari modul, LKS dan VCD pembelajaran lainnya yang digunakan siswa sebagai bahan ajar.

2. Universitas Terbuka (UT) Universitas terbuka adalah perguruan tinggi negeri yang menerapkan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh. Sistem pendidikan ini terbukti efektif untuk meningkatkan daya jangkau dan pemerataan pendidikan tinggi yang berkwalitas bagi seluruh warga negara Indonesia tanpa memandang status, ekonomi, umur maupun asalnya. Baik yang berasal dari sma maupun sudah bekerja dapat bersekolah di Universitas Terbuka.

Sistem pembelajaran UT bersifat fleksibel, tanpa harus bertatap muka dengan pengajar. Tanpa memandang kondisi mahasiswa, sistem belajar terbuka dan jarak jauh yang diterapkan UT membantu tujuan belajar karena :
a. Tidak ada pembatasan waktu studi dan tidak ada sistem drop out.
b. Tidak ada pembatasan baik lulusan SMA maupun yang sudah bekerja.
c. Waktu pendaftaran / registrasi leluasa sepanjang tahun.
d. Ruang, waktu, dan tempat belajar yang fleksibel sesuai kemampuan siswa.
e. Penggunaan bahan ajar multimedia termasuk bahan belajar cetak, baik yang dilengkapi dengan kaset audio, VCD siaran radio, TV dan bahan ajar berbasis komputer dan internet.

DAFTAR PUSTAKA 

Rahmayanti, Anisa. 5 Maret 2013. Perkembangan PJJ. Retrieved Agustus 2013, from http://annisa-rahmayanti95.blogspot.com/2013/03/perkembangan-pjj.html Anonymous. 5 April 2013. Pembelajaran Jarak Jauh. Retrieved Agustus 2013, from http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Jarak_Jauh

Anonymous. 27 Juli 2012. Dikti Sosialisasikan Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di Kopertis VII. Retrieved Agustus 2013, from http://www.kopertis7.go.id/bacaberita-34/22.02

Anonymous . 9 Januari 2012. Pengertian Pemerataan Pendidikan. Retrieved Agustus 2013, from http://raymondpieterz.blogspot.com/2012/01/pengertian-pemerataan-pendidikan.html

Yupika, Herdi. 24 Februari 2013. Aplikasi Teknologi Pendidikan dalam Pemerataan Pendidikan. Retrieved Agustus 2013, from http://herdigusti.blogspot.com/2013/02/aplikasi-teknologi-pendidikan-dalam.html

Comments