Skip to main content

Nyesel Jual Saham? Sudah Biasa

 


Halo sobat adventura. Menjual dan membeli saham di bursa memang sudah menjadi sebuah kebutuhan, apalagi bagi seorang trader maupun swing trader. Kemarin saya menjual saham TAPG pada tanggal 30 April 2024 sebesar 2.575.509 dengan keuntungan 198.497 dan pada keesokan harinya saham TAPG melonjak 4% sebesar 660 dan dengan membagikan deviden sebesar 14% atau 91.

Apakah saya menyesal? Awalnya iya, tapi setelah saya pikirkan kembali, mengapa saya harus menyesal sedangkan saya menjualnya sudah sesuai target profit saya di TAPG yaitu 8% dan saya mengkoleksi TAPG pun sudah setahun mulai dari tanggal 1 Maret 2023 sampai 30 April 2024. Mungkin jika dilihat keuntungan yang saya dapatkan begitu sedikit. Yak benar, karena memang seperti postingan sebelumnya saya hanya memasukkan uang 150.000/bulan dan dengan keuntungan TAPG tersebut ditambah dengan deviden sebesar 49.400 yaitu 247.897 hampir 2x dari dana TOP UP saya sebulan di saham

Selanjutnya saya berpindah ke saham MEDC, karena ada beberapa hal yang saya pelajari dari komoditas CPO ini yang merupakan saham siklikal/musiman. Untuk perkembangan export CPO saat ini masih terganjal dengan peraturan pembatasan export dari pemerintah sehingga harga CPO tidak bisa terlalu tinggi seperti dulu. Kedua, CPO ini berdasarkan musim juga yang otomatis jika kita masuk di harga yang tidak tepat maka harga akan turun terus dan turn around kembali +- setahun, dengan modal yang cukup kecil menunggu waktu setahun untuk mendapatkan untung menurut saya cukup lama.

Tapi apakah saya akan kembali masuk lagi ke CPO? Jawabannya iya, tapi menunggu waktu yang tepat.

Saat ini saya alihkan ke MEDC karena ada beberapa poin yaitu, anak perusahaan MEDC yaitu AMMN bertumbuh sangat baik, dan terdapat dampak perang juga di daerah palestine, irak dan israel yang otomatis akan membuat saham MIGAS melonjak. Namun MEDC ini juga memiliki hutang dengan nilai USD yang otomatis juga akan terdampak jika KURS Rupiah ke USD terus naik yang sekarang sudah mencapai 16.000an. Mari kita lihat bagaimana kedepannya saham MEDC dan TAPG ini dan saya tetap akan menyesuaikan dengan target profit saya bukan untuk serakah di saham.

Comments

Popular posts from this blog

Awas, Deviden Trap!

  Halo sobat adventura, sebelumnya ane mau mengucapkan Selamat Hari Raya Paskah dan juga Lebaran untuk teman - teman yang merayakan. Hari ini ane mau mengangkat isue tentang deviden trap nih. Apa sih itu deviden trap? Bagi kita yang masih sangat awam di dunia saham kadang terjebak dengan deviden trap. Awalnya berharap mendapatkan deviden atau bagi hasil laba dari suatu perusahaan yang sering digaung - gaungkan oleh influencer, justru kita terjebak oleh deviden trap. Ane juga mengalami itu, baru saja kemarin di saham ARNA. Setelah exit date atau tanggal perdagangan bursa tidak memuat deviden alias saham itu sudah boleh dijual ketika hari sebelumnya kita sudah memegang saham tersebut maka data kita sudah terekam untuk kepemilikan suatu deviden. Nah justru ditanggal ex date ini begitu banyak yang menjual saham, sehingga bagaikan menangkap pisau jatuh, saham ARNA meluncur turun sekitar 6% pada hari ex date pembagian deviden, dan akhirnya terjebak pada deviden trap. Alih - alih mendapat...

Suka Duka plus kekocakan jadi PNS baru.

Hai sobat adventura. Hari ini ditengah pandemik corona yang terjadi di seluruh muka bumi, yang mengharuskan gue untuk stay at home. Yaps. STAY AT HOME alias di rumah aja dan kumpul bareng sama keluarga. So, pastinya akan menambah berat badan gue. Wkwkwkwkwk... lupain soal berat badan dan lanjut ke PNS. PNS, yaps... kepanjangannya Pegawai Negeri Sipil. PNS itu sebuah pekerjaaan yang sangat di inginkan berjuta - juta orang di Indonesia untuk meningkatkan taraf hidupnya. Nah, kenapa gue bisa bilang begitu. Dari hasil pendaftaran yang dulu pernah gue lakuin saat mau daftar jadi PNS, melalui web  https://sscn.bkn.go.id/  disitu aja udah keliatan berapa banyak jumlah pelamar dari seluruh Indonesia yang mau ngelamar buat jadi PNS. Kasus khusus buat gue, pesaing gue dikit karena waktu itu, prodi gue merupakan prodi baru, yang baru aja release tahun 2012 dan menelorkan wisuda pertama prodi gue di tahun 2016 dengan akreditasi B, dan baru - baru aja ini akreditasi udah naik jadi A. ...

Capital Gain dan Deviden

  Halo balik lagi bersama ane nih, sobat adventura. Ane mau menceritakan sedikit kisah ane tentang Capital Gain dan Deviden di saham selama 2 tahun lebih ini ane berkutat di dunia saham. Ane belajar saham ini tidak dengan uang yang besar teman - teman tapi hanya top up per 2 bulan sekali sebesar 300 ribu atau kalau ada uang tambahan selalu top up 150 ribu perbulan. Nah ada beberapa orang yang mengatakan kalau uangnya masih sedikit, lebih baik untuk beli buku dulu atau belajar dulu. Justru kita bisa belajar sambil menerapkan di instrumen investasi yang kita miliki, karena dengan uang yang semakin besar untuk memulai bisa jadi ada 2 kemungkinan profit yang semakin besar atau kerugian yang semakin besar.  Awal belajar dengan biaya 150.000 perbulan yang saya top up secara rutin itu, saya pernah mengalami kerugian sebesar 500.000 ketika cutloss di saham PGAS dan BBTN karena saat itu sinarmas berkerjasama dengan stockbit ditengah jalan mereka tidak bekerja sama lagi, dan saat itu ap...